Penayangan

Sabtu, 28 Januari 2017

Target Turis tahun 2019

JAKARTA (PRLM)-Percepatan akselerasi sektor pariwisata harus dilakukan, mengingat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dalam lima tahun (20014-2019), ditargetkan 20 juta orang atau dua kali lipat dari pencapaian tahun 2015 yang sebanyak 10 juta wisman.
 "Sektor pariwisata-2019 harus dapat berkontribusi pada Produk Domestik Bruto Nasional 8%, devisa Rp 240 triliun, lapangan kerja di bidang pariwisata 13 juta orang, target kunjungan wisman 20 juta wisman dan pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 275 juta, serta indeks daya saing pariwisata Indonesia di ranking 30 dunia," kata Menpar Arief Yahya dalam Rapat Koordinasi Nasional Pariwisata di Jakarta (26/1/16).
 Rakornas pariwisata dua hari (26-27/1/16) menghadirkan narasumber di antaranya marketing thinker antara lain Hermawan Kartajaya dari Mark Plus, Sarah Matthew (Trip Advisor), dan Marianne (Ogilvy). Dalam acara itu dilakukan penandatangan nota kesepahaman (MOU) antara Kemenpar dengan kementerian/lembaga terkait dalam rangka percepatan akselerasi pembangunan sektor pariwisata.
Presiden Jokowi, ujar Arief, menetapkan 2016 sebagai tahun percepatan akselerasi mewujudkan pencapaian target pembangunan di masing2 sektor. Pada 2016 ini, pariwisata ditargetkan 12 juta kunjungan wisman dengan devisa diproyeksikan Rp 172 triliun.
 Jumlah perjalanan wisnus sebanyak 260 juta perjalan dengan uang yang dibelanjakan Rp 223,6 triliun, kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional akan meningkat menjadi 5%; dan jumlah lapangann kerja yang diciptakan menjadi 11,7 juta tenaga kerja.
 Capaian pariwisata 2015; jumlah kunjungan wisman 10 jt; jumlah perjalanan wisnus 255 juta; kontribusi pariwisata pada PDB Nasional 4%; devisa yang dihasilkan sekitar Rp 155 triliun, dan lapangan kerja yang diciptakan 11,3 juta ; angka indek daya saing naik signifikan 20 poin jadi ranking 50 dari 141 negara.
Menpar menjelaskan, target pertumbuhan pariwisata tahun ini 20% berarti 4x lipat dari pertumbuhan perekonomian nasional sehingga percepatan akselerasi harus dilakukan dengan pendekatan great spirit, grand strategi, yakni bagaimana mendapatkan hasil yang luar biasa dengan cara yang tidak biasa.
 “Kita harus bangun spirit, pariwisata Indonesia bisa mengalahkan pariwisata Malaysia dan Thailand. Pariwisata harus jadi penghasil devisa utama bagi bangsa” kata Arief Yahya. Diakui, selama 5 tahun terakhir ini Indonesia belum mampu mengejar 3 negara pesaing ; Malaysia, Thailand, dan Singapura. Tahun 2011 jumlah kunjungan wisman ke Indonesia 7,6 juta, sedang Malaysia meraih 24,7 juta wisman, Thailand 19,2 juta wisman, dan Singapura 13,1 juta wisman. Tahun 2015, wisman ke Indonesia baru 10 juta, sedang ke Malaysia 29,2 juta, Thailand 29,7 juta, dan Singapura 16,1 juta.      Menurut Arief, potensi pariwisata kita jauh lebih besar, namun kenyataannya tidak bisa mengejar Malaysia yang jadi common enemy. Sebagai perbandingan (benchmarking) daya tarik destinasi pulau (island) Indonesia : Pulau Bintan, Kepulauan Riau, yang memiliki hightlights attraction, amenitas, dan event yang jauh lebih menarik dibanding Phuket (Thailand) dan Pulau Langkawi (Malaysia). Dalam memperoleh wisman Pulau Bintan dikunjungi 500 ribu wisman, sedang Phuket 4 juta wisman dan Langkawi 3,5 juta wisman. Juga destinasi heritage Kota Tua Jakarta (UNESCO nominee) hanya dikunjungi 116 ribu wisman, sedang Sukhothai Old City (UNESCO heritage site) menarik 1 juta wisman dan Kota Malaka (UNESCO heritage site) dikunjungi 3,9 juta wisman.
 Salah satu langkah percepatan akselerasi bidang pariwisata : Pengembangan 10 destinasi wisata prioritas dengan mengggunakan pendekatan konsep single destination single management.
 “Telah dilahirkan Badan Otorita Toba, diikuti Badan Otorita Borobudur bisa mencakup Sangiran, Karimun Jawa, Dieng dan Joglo Semar. Dalam struktur badan tersebut sebagai Dewan Pengarah Menko Maritim, Ketua Harian Menpar dengan anggota menteri2 terkait termasuk Menpan, “ kata Arief.
 Pembentukan Badan Otorita ini sebagai trobosan regulasi dalam mempercepat kenaikkan kunjungan wisman, karena dari pengalaman selama ini sistem pengelolaan single destination dengan multy management menjadi penghambat terhadap peningkatan wisman ke obyek wisata.
 Dia beri contoh perbandingan (benchmarking) Kamboja punya destinasi culture Angkor Wat (world heritage sites) dikunjungi 1,7 juta, Indonesia memiliki dan detinasi Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (world heritage sites) dikunjungi 471 ribu wisman dan 5 juta wisnus. Rendahnya kunjungan wisman ke Borobudur karena destinasi itu dikelelola banyak otoritas (single destination dengan multy management).
 Dijelaskan, pembangungan 10 destinasi wisata prioritas (Borobudur, Mandalika, Labuhan Bajo, Bromo- Tengger-Semeru, Kepulauan Seribu, Toba, Wakatobi, Tanjung Lesung, Morotai, dan Tanjung Kelayang) merupakan trobosan dalam mengembangkan destinasi yang memiliki daya saing global tinggi.
 “Pembangunan 10 destinasi prioritas Ini merupakan percepatan akselerasi dalam mencapai target 20 juta tahun 2019, karena dari 10 destinasi prioritas ini kita akan diperoleh 8,5 juta wisman,” katanya. Trobosan regulasi oleh pemerintah dengan memperbanyak pemberian Bebas Visa Kunjungan (BVS) yang saat ini 90 negara (Perpres No.104 Tahun 2015) tahun ini ditambah jadi 174 negara. Dengan kebijakan BVK ini diproyeksikan tahun ini meningkatkan 1 juta wisman dengan devisa 1 miliar dolar AS.
 Deregulasi pariwisata dengan menghapus Clearance Approval for Indonesia Teritory (CAIT/Perpres 105 Tahun 2015) akan meningkatkankunjungan perahu pesiar (yacht) ke Indonesia. Diproyeksikan 5 lima tahun ke depan jumlah kunjungan yacht 5.000 perahu pesiar dengan perolehan devisa 500 juta dolar.
 Deregulasi terhadap asas cabotage untuk cruise atau kapal pesiar asing, dengan membolehkan penumpang naik turun di lima pelabuhan di Indonesia yaitu; Belawan, (Medan), Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya), Benoa (Bali) dan Soekarno-Hatta (Makassar).
Aturan itu mendorong naiknya kunjungan wisman kapal pesiar ke Indonesia yang diproyeksikan 2019 jumlah kunjungan cruise asing ke Indonesia 1.000 kapal pesiar dengan perolehan devisa 300 juta dolar.
 (Satrio Widianto/A-147; http://www.pikiran-rakyat.com/wisata/2016/01/26/358547/kejar- target-20- juta-wisman- pariwisata-percepat- akselerasi)

Hasil gambar untuk target turis tahun 2019
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

About

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts