Penayangan

Sabtu, 18 Maret 2017

Pantai Pasir Putih Situbondo

  Pantai Pasir Putih Situbondo merupakan sebuah pantai yang terletak di Selat Madura dengan pasir putih bersih yang membentang di sepanjang bibir pantai. Pantai ini sangat populer bagi masyarakat Jawa Timur hal itu dikarenakan wisata ini menawarkan sejuta panorama yang menakjubkan. Ketika berkunjung ke wisata ini wisatawan akan menjumpai warna warni koral dan ikan ikan lucu yang berkerumun di terumbu karang.


Hasil gambar untuk pantai pasir putih situbondo

Share:

Perjalanan Menuju Pantai Paseban

Bagi anda yang penasaran dengan keindahan pantai paseban maka anda dapat datang dengs cara menempuh perjalanan sejauh 54 Km ke arah barat laut dari kota Jember yang bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat ataupun roda dua atau juga bisa dengan menaiki angkutan umum berupa mini bus berkapasitas 12 orang.
 Mini bus ini bisa disewa dengan harga Rp.100.000,- dari Terminal Bus Tawangalun Jember.

Hasil gambar untuk terminal bus jember

sumber ;  https://destinasipada.blogspot.co.id/2015/08/merasakan-serunya-berwisata-di-pantai.html
Share:

Keunikan Pantai Paseban

 Meski memiliki lokasi yang berhadapan langsung dengan samudra lndonesia (samudra hindia) akan tetapi alih alih memiliki ombak besar khas pantai selatan justru pantai ini memiliki ombak yang cukup tenang.

* Mengapa tempat ini banyak dijadikan tempat hangout favorit di kabupaten jember. Mungkin salah satunya ialah indahnya pemandangan saat sunset atau matahari tenggelam yang akan mampu memberikan ketenangan batin bagi para penikmatnya.
Detik demi detik penantian mentari tenggelam menuju tidurnya di ufuk barat, dan disitulah perasaan takjub penikmat terhadap mahakarya Allah tuhan semesta alam, yang bergelut menyatu dengan cahaya orange dari sang surya.
Ketenangan jiwa akan mulai terasa di dada saat terangnya langit sore tergantikan oleh gelapnya kabut senja menuju gelapnya malam. Rasa letih tubuh yang seharian disibukkan dengan aneka pekerjaan terasa lenyap seusai menyaksikan indahnya sunset di pantai paseban.

* Selain eloknya pemandangan di Pantai Paseban dirasa begitu memikat hati. Wisatawan pun juga dapat memanjakan mata dengan pemandangan indah Pulau Nusa Barong di sisi selatan. Nah oleh karena itu anda jangan membawa teropong jarak jauh guna memandang pemandangan Pulau Nusabarong sampai puas.
Selain membawa teropong jarak jauh untuk menyaksikan eloknya Pulau Nusabarong, anda juga bisa membawa peralatan memancing karena ikan-ikan disini siap menunggu mata pancing Anda. Dan sekali lagi jangan lupakan untuk membawa kail jika kesini.

Hasil gambar untuk pantai paseban

sumber  :  https://destinasipada.blogspot.co.id/2015/08/merasakan-serunya-berwisata-di-pantai.html
Share:

Mitos Pantai Pasebaan

Mitos yang berkembang di Pantai Paseban adalah Pantai paseban ini diidentikkan dengan sebuah pantai yang merupakan letak dari kerajaan Ratu pantai selatan, Nyi Roro Kidul yang berdasarkan legenda mitos warga sekitar, pantai Paseban yang memiliki pasir hitam dan sangat elok tersebut .
Serta air yang terdapat di pantai Paseban dipercaya oleh warga setempat merupakan air yang sangat bermanfaat guna menyembuhkan orang yang terkena sakit kulit, dan jika seseorang yang terkena penyakit kulit berendam disitu maka dipercaya akan bisa sembuh dan luka maupun sakit kulit yang dideritanya akan segera kering serta akan berangsur-angsur sembuh. Dan itulah mitos-mitosnya percaya atau tidak itu terserah anda.

Hasil gambar untuk pantai paseban

sumber :https://destinasipada.blogspot.co.id/2015/08/merasakan-serunya-berwisata-di-pantai.html
Share:

Pantai Paseban


Destinasi wisata keren kali ini adalah Pantai Paseban Kencong Jember , Pantai Paseban merupakan sebuah pantai yang terletak sekitar 52 Km arah barat laut dari Kota Jember.  Bila di lihat dari sisi administratif, Pantai Paseban ini masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Kencong. Pantai Paseban ini mempunyai suasana pantai yang tenang, damai disertai suara gulungan ombak berkejaran yang bergemuruh menjadikan pantai ini sangat nyaman dan memberikan kesan damai bagi pengunjung yang ingin melepas kepenatan akibat rutinitas sehari hari.


Destinasi wisata keren kali ini adalah Pantai Paseban Kencong Jember , Pantai Paseban merupakan sebuah pantai yang terletak sekitar 52 Km arah barat laut dari Kota Jember.
 Bila di lihat dari sisi administratif, Pantai Paseban ini masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Kencong. Pantai Paseban ini mempunyai suasana pantai yang tenang, damai disertai suara gulungan ombak berkejaran yang bergemuruh menjadikan pantai ini sangat nyaman dan memberikan kesan damai bagi pengunjung yang ingin melepas kepenatan akibat rutinitas sehari hari.
 Pantai Paseban ini memiliki garis pantai mencapai panjang 2 Km dengan pasir hitam yang begitu elok, selain itu Pantai Paseban ini memiliki gulungan ombak yang tidak besar alias cukup tenang sehingga para wisatawan bisa menikmati kegiatan mandi dan bermain air laut.
 Dengan gulungan ombak yang cukup tenang itu, juga membuat para wisatawan bisa dengan tenang dan nyaman ingin berenang di pantai tanpa tanpa rasa khawatir celaka karena diserang ombak besar.
 Selain banyak wisatawan yang bermain air dipantai paseban ini juga dimanfaatkan oleh banyak kalangan wisatawan asing untuk melakukan keguatan sun-bathing maupun melakukan olahraga pantai seperti contohnya olahraga voli pantai.
 Maka tak heran bila Pantai Paseban dijadikan salah satu tujuan hangout bagi para anak muda maupun warga sekitar di kabupaten Jember. Dan kini kawasan wisata pantainya sudah terkenal ke seluruh penjuru negeri.

Share:

Situs Duplang Jember

Menjelajahi Jawa Timur belum lengkap rasanya jika belum singgah ke Jember, kabupaten yang selama ini dikenal kaya akan peninggalan kepurbakalaan. Termasuk salah satunya adalah situs Duplang yang berada di Desa Kamal, Kecamatan Arjasa, sebuah desa terpencil di lereng Gunung Argapura, Jember. Untuk menuju situs ini, dari alun-alun Kota Jember ke Desa Kamal hanya berjarak 16 km, namun akses jalan yang rusak dan sempit membuat perjalanan menuju ke lokasi menjadi sedikit lebih lama.
Berada di lahan yang berukuran tidak lebih dari 10x10 meter ini, Situs Duplang menyimpan sejarah panjang tentang peradaban manusia nusantara di masa lampau. Sudarman Abdurahim, juru pelihara situs Duplang, mengatakan, situs ini munculnya pada abad ke-10, bergantian dengan munculnya Candi Borobudur di abad ke-9. “Banyak yang meyakini ini sudah ada sejak abad ke-4. Dan memang di sini ini merupakan salah satu perkampungan purbakala di Jawa Timur, selain Kendal dan Trowulan.” ungkap Sudarman.
Sudarman menambahkan, di dalam Situs Duplang terdapat berbagai benda peninggalan zaman purbakala, antara lain menhir, watu kenong, dan dolmen. Menurut pengakuan Sudarman, berbagai benda peninggalan tersebut masih berada di posisinya, persis ketika pertama kali ditemukan.
Benda-benda peninggalan purbakala ini memiliki fungsinya masing-masing. Menhir merupakan batu tegak yang digunakan sebagai benda pemujaan bagi arwah leluhur. Watu kenong yaitu batu yang digunakan sebagai tempat persembahan bagi arwah atau roh leluhur. Di Situs Duplang, terdapat dua jenis watu kenong, yaitu watu kenong tunggal dan watu kenong kembar. Sedangkan dolmen berfungsi sebagai kubur batu, terdiri dari batu besar yang ditopang oleh 4-6 batu pada sisi-sisinya, kemudian ditutup dengan batu pipih lebar.
Situs Duplang kerap disinggahi mereka yang ingin mengetahui sejarah peradaban masa silam nusantara. Lebih dari destinasi wisata sejarah di Jember, Situs Duplang membuka mata dunia bahwa peradaban manusia nusantara sudah ada sejak berabad-abad silam. Situs Duplang, kekayaan heritage yang dimiliki Indonesia, suatu karunia yang harus dijaga sebagai bentuk penghormatan kepada akar kebudayaan manusia Indonesia. 
Hasil gambar untuk situs duplang

Share:

Air Terjun Tancak Jember


Air terjun memang mampu menghadirkan kesejukan tiada dua. Di Jember, Jawa Timur, terdapat Air Terjun Tancak yang bisa menghadirkan kenyamanan alami. Saking nyamannya, Anda pasti akan enggan untuk pulang ke rumah.
Perjalanan menuju Air Terjun Tancak yang berada di Desa Suci, Kecamatan Panti, Jember, Jawa Timur, ini sebenarnya tidak sulit. Dari kota Jember menuju Panti ditempuh kira-kira 45 menit. Jalan sudah beraspal meski tidak seluruhnya dalam kondisi baik. Setelah itu, Anda harus berjalan kaki kira-kira 3,5 km menelusuri jalan setapak. Jangan khawatir dengan kendaraan Anda, untuk parkir kendaraan sudah terdapat di daerah pemukiman tepat sebelum jalan beraspal berakhir.
Lebih dari setengah perjalanan merupakan medan terbuka. Saat musim kemarau, akan terasa sangat panas menyengat. Walaupun begitu, pengunjung memang disarankan melakukan perjalanan pada musim kemarau, karena saat musim penghujan akan sangat becek dan banyak hewan pacet yang bisa mengganggu perjalanan Anda. Tidak ada petunjuk jalan di sini, tapi kita bisa bertanya pada penduduk setempat atau para pengunjung yang kebetulan berpapasan.
Setelah kurang lebih 1 jam menelusuri jalan setapak, Anda bisa menjumpai Air Terjun Tancak yang tersembunyi oleh pepohonan. Perjalanan dengan beberapa jalan yang menanjak dan melewati sungai kecil benar-benar menguras energi, apalagi saat ditempuh saat matahari sedang sangat terik.
Akan tetapi, ketika sampai di air terjun, semua rasa lelah ternyata bisa hilang seketika. Desiran Air Terjun Tancak  benar-benar memberi kesegaran yg luar biasa. Belum lagi udara yang sejuk di sekitar air terjun, bisa-bisa membuat Anda enggan untuk kembali pulang.
Di sini, Anda bisa bermain air atau menikmati pijatan alami dari air terjun. Jika kurang puas, Anda bisa mandi di kolam kecil tepat di bawah air terjun.
Hasil gambar untuk air terjun tancak

Share:

Pantai Watu Ulo Jember

 Watu Ulo adalah nama salah satu pantai yang ada di wilayah kabupaten Jember. Selama ini Watu Ulo telah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, baik dari daerah Jember maupun di luar Jember. Selain karena keindahan pantai serta pulau-pulau kecil yang ada di sekitarnya, ada satu ciri khas lagi yang membuat pantai Watu Ulo menjadi sangat istimewa. Hal itu tak lain adalah susunan batu panjang yang menjorok ke pantai dan menyerupai bentuk ular.

Tak diragukan lagi, susunan batu yang memanjang dan menyerupai ular itulah yang membuat pantai ini kemudian dikenal khas dengan sebutan Watu Ulo. Jika Anda pernah berkunjung ke sana, Anda akan melihat sendiri bahwa batu tersebut tak dijuluki 'watu ulo' atau 'batu ular' tanpa sebab. Selain bentuknya yang memanjang menyerupai ular, struktur batu tersebut juga mirip dengan sisik ular.

Keunikan struktur batu tersebut memunculkan banyak legenda serta cerita mengenai asal-usulnya. Salah satunya adalah yang dituturkan langsung oleh Anshori, 

Konon, dipercaya bahwa wilayah pantai selatan tersebut dihuni oleh Nogo Rojo yang berwujud ular raksasa. Nogo Rojo yang menguasai wilayah pantai ini memakan semua hewan yang ada di dalamnya, hingga masyarakat tidak bisa mendapatkan makanan dari tepat tersebut.

Lantas, tersebutlah dua orang pemuda bernama Raden Said dan Raden Mursodo yang bersaudara. Kedua pemuda tersebut adalah anak angkat dari Nini dan Aki Sambi, pasangan yang sudah berusia cukup tua. Raden Said dalam cerita ini dipercaya sama dengan Raden Said yang nantinya dikenal dengan sebutan Sunan Kalijaga.

Singkat cerita, legenda mengatakan bahwa kedua pemuda tersebut memancing di tempat Nogo Rojo tinggal. Karena semua hewan di sana telah dimakan oleh Sang Ular Raksasa, maka kedua pemuda tersebut tak berhasil mendapatkan ikan satu pun. Hingga akhirnya, kail Raden Mursodo berhasil mengait satu ikan yang disebut ikan mina.

Ikan mina itu ternyata bisa berbicara. Dia meminta agar dilepaskan dan tidak dibunuh untuk dijadikan makanan. Sebagai gantinya, ikan mina tersebut akan memberikan sisik yang bisa berubah menjadi emas untuk Raden Mursodo. Raden Mursodo menyetujuinya dan melepas ikan mina itu kembali ke laut.

Namun tak berapa lama kemudian, ternyata muncullah Nogo Rojo dan langsung memakan ikan mina yang sudah dilepaskan oleh Raden Mursodo. Geram, Raden Mursodo segera melawan Sang Ular Raksasa dan membelah tubuhnya menjadi tiga bagian. Inilah yang menjadi asal-muasal terbentuknya Watu Ulo di pantai Jember.

Saking besarnya, tiga bagian ular raksasa itu terpencar. Bagian badannya berada di Pantai Watu Ulo Jember, bagian kepalanya berada di Grajakan Banyuwangi, dan bagian ekornya berada di Pacitan. Potongan tubuh Nogo Rojo itulah yang kemudian hingga saat ini dipercaya menetap di pantai Watu Ulo dan menjelma menjadi batu-batuan yang menjorok ke laut.

Meski mitos ini belum bisa dibuktikan secara ilmiah, namun ada fakta-fakta unik yang membuat masyarakat percaya dengan mitos tersebut. Salah satunya adalah bahwa panjang batu yang seperti ular tersebut diketahui sangat panjang dan besar. 

Panjang Watu Ulo dari pesisir yang menjorok ke laut yang berada di atas pasir dan di bawah air adalah sekitar 500 meter. Namun besar watu ulo yang berada di bawah pasir masih belum diketahui hingga kini. Bahkan diyakini bahwa panjang watu ulo dari pesisir ke daratan bisa menembus sampai ke hutan di sekitar kawasan Watu Ulo dan Teluk Papuma.

Versi lain dari mitos Watu Ulo adalah bahwa batu panjang tersebut merupakan perwujudan naga yang sedang tertidur dan bersemedi. Naga tersebut diutus oleh Ajisaka untuk bersemedi, dan nantinya dipercaya bahwa naga itu akan terbangun dan menjadi manusia. Versi ini ada dalam buku Mitos dalam Tradisi Lisan Indonesia, karya Dr Sukatman M.Pd.

Apapun versinya, mitos dan legenda yang beredar tentang fenomena unik alam seperti Watu Ulo tentunya sangat menarik untuk digali. Legenda semacam ini juga menjadi kekayaan tersendiri bagi kebudayaan dan folklore masyarakat Indonesia. Jika ingin membuktikan semirip apa batu memanjang tersebut dengan tubuh ular, datanglah ke Pantai Watu Ulo di Jember, Jawa Timur!


Hasil gambar untuk pantai watu ulo

Share:

Blogroll

About

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Popular Posts

Blog Archive