Penayangan

Kamis, 09 Maret 2017

Asal Usul Gunung Berapi

Cerita rakyat asal mula terbentuknya gunung merapi


Pada suatu waktu, di pulau Jawa belum banyak daerah yang dihuni manusia karena wilayah tersebut kebanyakan masih berupa hutan belantara yang dihuni oleh binatang liar dan makhluk-makhluk gaib. Keadaan pulau Jawa pada waktu itu sangat buruk, sehingga mengkhawatirkan kelangsungan makhluk hidup yang menghuninya. Hanya ada beberapa bagian saja yang di tempati oleh sekelompok manusia yang hidup secara berkelompok dan mereka suka berpindah-pindah karena alam yang terkadang tidak mendukung serta juga serangan dari hewan liar.
Para penduduk dari pulau Jawa ini tidak menyadari bahwa tanah yang mereka tempati ini ternyata miring, sehingga ada sebuah kekhwatiran akan meluncur dan tenggelam ke laut Selatan. Yang mengetahui keadaan ini adalah para dewa di kayangan yang peduli akan kelangsungan hidup para penghuni pulau Jawa waktu itu. Para dewa di kayangan akhirnya sepakat untuk membuat agar pulau Jawa tidak miring, sehingga para penghuninya bisa berkembang biak dan semakin maju peradabannya.
Kemudian para dewa pun berunding untuk menentukan pemberat yang akan mereka taruh di tengah pulau itu. Mereka memutuskan menggunakan Gunung Jamurdwipa yang yang sangat terkenal bagi makhluk-makhluk gaib dan sangat tinggi menjulang di dalam laut selatan. Para dewa kemudian memberikan pengarahan dan meminta ijin para penghuni Gunung Jamurdwipa aga segera pindah tempat, karena gunung yang mereka tempati akan dipindahkan ke tengah-tengah pulau Jawa. Dari hasil pengukuran yang telah mereka lakukan terdahulu, ternyata lokasinya dihuni oleh dua orang yang sedang bekerja di tengah hutan belantara. Ke dua orang itu tenyata empu yang sedang membuat keris. Para dewa kemudian mengutus Dewa Panyarikan dan Batara Naradha beserta para pengawal untuk memberitahu kepada kedua orang itu agar segera pindah karena tempatnya akan diletakkan Gunung Jamurdwipa.
Para utusan dewa itu terpesona melihat kedua empu yang sedang mengerjakan keris masing-masing tanpa sebuah alat bantuan. Empu itu sedang mencampur segala macam bahan logam dan dengan tangan kosong mereka menggunaka telapak tangan dan jari-jari untuk menempa dan memilin campuran bubuk logam itu hingga menggumpal.
Setelah Pekerjaan empu pada waktu itu tentu saja tidak bisa disela karena memelukan konsantrasi tingkat tinggi untuk mengolah bijih logam itu. Para utusan pun mau menunggu, dan sambil melihat betapa takjubnya mereka mengetahui cara pembuatan keris yang dilakukan oleh para empu itu. Gumpalan besi itu kemudian dipukul-pukul dan diurut-urut oleh para empu itu hanya menggunakan tangan mereka. Dan yang lebih menakjubkan lagi gumpalan besi itu membara dan menyala-nyala namun tangan para empu itu tidak terbakar sedikitpun.
Pekerjaan empu itu sebenarnya belum selesai namun karena ada utusan penting, maka pekerjaanya di hentikan sementara dan menemui utusan dari kayangan tersebut. Empu tersebut kemudian memperkenalkan diri. Yang satunya bernama Mpu Permadi sedangkan yang satunya lagi bernama Mpu Rama. Kemudian mereka memperkenalkan diri dan sedikit bercanda, akhirnya Batara dan Dewa panyarikan pun mengungkapkan maksud kedatangannya Batara pun segera menyampaikan maksud kedatangannya dan didukung oleh pernyataan sewa panyarikan, yaitu menyarankan agar kedua empu itu segera pindah dari lokasi itu karena akan ditempatkan gunung besar yang akan digunakan untuk menyeimbangkan pulau Jawa yang sedang miring. Batara Naradha menjelaskan hal ikhwal terjadinya gempa dan keadaan pulau Jawa yang sangat mengkhawatirkan dan mengharapkan agar kedua orang itu mau mengerti dan menuruti kehendak tanpa ada halangan satupun. Dan tidak lupa dewa panyarikan pun menjelaskan pentingnya pekerjaan itu demi kelangsungan hidup para penghuna pulau Jawa tersebut.
Kemudian Mpu Permadi dan Mpu Rama pun saling berpandangan. Terlihat dari raut wajahnya seperti tidak ingin dengan kehendak para dewa. Ternyata kedua empu itu mempunyai sebuah kepentingan sendiri dengan pekerjaannya yang belum selesai. Dan ternyata kedua empu tersebut tidak ingin jika harus berpindah lokasi, sementara pekerjaan untuk membuat kerisnya baru saja dimulai dan harus diselesaikan dilokasi itu. Dan kedua empu itu pun berpendapat jika pembuatan krisnya belum selesai dengan sempurna maka akan mendatangkan musibah bagi manusia, oleh karena itu mereka meminta untuk menunggu hingga selesai.
Kedua utusan itupun berpendapat jika perkara ini adalah perkara yang bersifat mendesak, sehingga jikalau harus menggunakan pemaksaan pun akan dijalankannya. Kedua utusan itu tak henti-hentinya menerangkan bahwa tugas yang diembannya adalah demi kelangsungan hidup umat di pulau Jawa. Namun kedua empu itu juga kokoh pada pendiriannya, jika pengerjaan keris itu tidak sempurna juga akan mendatangkan mala petaka bagi manusia.
Kedua kubu itu pun terlibat adu mulut yang sangat menegangkan. Nampaknya suasananya semakin menjadi tidak terkendali. Oleh alasan yang sangat mendesak, maka kedua utusan dewa itu pun menggunakan kekerasan dengan mengerahkan seluruh bala tentara pengawalnya untuk menyerang kedua empu itu. Dan kedua empu itu pun segera memasang kuda-kuda untuk menyambut serangan bala tentara kayangan itu. Sepertinya pertarungan itu tidaklah seimbang mengingat kesaktian dari kedua empu itu dalam waktu yang tidak begitu lama, semua pasukan tentara itu berhasil dikalahkan. Setelah kejadian tersebut tersisa berempat mereka berhadap-hadapan dan terjadilah duel satu lawan satu. Pertarungan sengit pun tak bisa dihindarkan. Pertarungan tersebut nampak seimbang, sehingga pertempurannya berlangsung lama dan wilayah sekitar pertempuran itu nampak berantakan, banyak batu-batu berhamburan dan hancur jadi debu, pohon-pohon besar bertumbangan dan asap atau debu mengepul.
Kemudian Batara guru memberi perintah kepada Dewa Bayu untuk memberikan pelajaran buat Mpu Rama dan Mpu Permadi. Dewa Bayu diperintah untuk segera memindahkan Gunung Jamurdwipa dengan meniupnya. Batara guru tidak peduli dengan keselamatan kedua empu itu, karena telah menentang para dewa dan membahayakan keselamatan umat manusia.
Setelah diberi sebuah perintah, akhirnya berangkatlah dewa Bayu ke laut selatan. Dengan kehebatannya dewa Bayu segera meniupkan hunung itu, karena hembusan dari dewa Bayu yang bagaikan angin topan itu berhasil menerbangkan Jamurdwipa hingga melayang-layang diangkasa dan kemudian jatuh tepat diperapian kedua empu tersebut. Dan kedua empu yang berada di tempat itu pun ikut tertimpa oleh gunung Jamurdwipa hingga tewas. Kemudian kedua roh empu tersebut tidak bisa diterima dialam baka sehingga mereka menjadi penghuni gunung itu.
Meskipun kedua empu sakti itu telah tewas tertimpa gunung, namun sisa-sisa kesaktiannya tidak padam. Bahan keris yang masih dalam proses pengerjaanya masih menyala dan tidak dapat dipadamkan kecuali oleh kedua orang empu yang sudah tewas tersebut dan terus menerus membara dan karena tertimbun oleh gunung, lama kelamaan semakin membara dan membesar. Karena bertambah besar baranya, maka tempatnya menjadi terbatas sedangkan tekanannya menjadi meningkat. Bara api yang makin membesar itu menyembut ke atas dengan membakar bebatuan dan tanah yang menimbunnya hingga meleleh. Oleh karna tanah dan bebatuan yang meleleh tadi menimbulkan lobang yang semakin hari bertambah luas hingga sekarang menjadi kawah.
Semenjak kejadian itulah akhirnya kawah yang menimbulkan bebatuan yang meleleh dan semakin hari semakin meluas kemudian menjadi sebuah gunung, yang sekarang diberi nama Gunung merapi 

Hasil gambar untuk asal usul gunung berapi

sumber : http://pantundanpuisiku.blogspot.co.id/2015/02/cerita-rakyat-asal-mula-terbentuknya.html
Terlepas dari cerita mistis dan tingkat keaktifan erupsinya yang tinggi, masyarakat Kejawen pada umumnya meyakini jika gunung merapi yang berdiri kokoh menjulang tinggi itu terbentuknya melalui kisah asal usul yang maha pelik. Asal usul gunung merapi ini terjadi pada masa dimana pulau Jawa masih berupa hutan belantara dan belum berpenghuni. Kisahnya sebagai berikut: Pada suatu masa, saat dimana Pulau Jawa masih berupa hutan belantara, hanya dihuni binatang buas dan golongan lelembut, para dewa di kahyangan tengah bingung memikirkan bagaimana cara membuat pulau ini menjadi seimbang. Pulau ini pada saat itu lebih condong ke arah barat, karena di barat ada banyak gunung yang menambah beban pulau ini.

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/asal-usul-gunung-merapi-mitos-dan.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Asal Usul Gunung Merapi Terlepas dari cerita mistis dan tingkat keaktifan erupsinya yang tinggi, masyarakat Kejawen pada umumnya meyakini jika gunung merapi yang berdiri kokoh menjulang tinggi itu terbentuknya melalui kisah asal usul yang maha pelik. Asal usul gunung merapi ini terjadi pada masa dimana pulau Jawa masih berupa hutan belantara dan belum berpenghuni. Kisahnya sebagai berikut: Pada suatu masa, saat dimana Pulau Jawa masih berupa hutan belantara, hanya dihuni binatang buas dan golongan lelembut, para dewa di kahyangan tengah bingung memikirkan bagaimana cara membuat pulau ini menjadi seimbang. Pulau ini pada saat itu lebih condong ke arah barat, karena di barat ada banyak gunung yang menambah beban pulau ini.

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/asal-usul-gunung-merapi-mitos-dan.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Asal Usul Gunung Merapi Terlepas dari cerita mistis dan tingkat keaktifan erupsinya yang tinggi, masyarakat Kejawen pada umumnya meyakini jika gunung merapi yang berdiri kokoh menjulang tinggi itu terbentuknya melalui kisah asal usul yang maha pelik. Asal usul gunung merapi ini terjadi pada masa dimana pulau Jawa masih berupa hutan belantara dan belum berpenghuni. Kisahnya sebagai berikut: Pada suatu masa, saat dimana Pulau Jawa masih berupa hutan belantara, hanya dihuni binatang buas dan golongan lelembut, para dewa di kahyangan tengah bingung memikirkan bagaimana cara membuat pulau ini menjadi seimbang. Pulau ini pada saat itu lebih condong ke arah barat, karena di barat ada banyak gunung yang menambah beban pulau ini.

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/asal-usul-gunung-merapi-mitos-dan.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Asal Usul Gunung Merapi Terlepas dari cerita mistis dan tingkat keaktifan erupsinya yang tinggi, masyarakat Kejawen pada umumnya meyakini jika gunung merapi yang berdiri kokoh menjulang tinggi itu terbentuknya melalui kisah asal usul yang maha pelik. Asal usul gunung merapi ini terjadi pada masa dimana pulau Jawa masih berupa hutan belantara dan belum berpenghuni. Kisahnya sebagai berikut: Pada suatu masa, saat dimana Pulau Jawa masih berupa hutan belantara, hanya dihuni binatang buas dan golongan lelembut, para dewa di kahyangan tengah bingung memikirkan bagaimana cara membuat pulau ini menjadi seimbang. Pulau ini pada saat itu lebih condong ke arah barat, karena di barat ada banyak gunung yang menambah beban pulau ini.

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/asal-usul-gunung-merapi-mitos-dan.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Asal Usul Gunung Merapi Terlepas dari cerita mistis dan tingkat keaktifan erupsinya yang tinggi, masyarakat Kejawen pada umumnya meyakini jika gunung merapi yang berdiri kokoh menjulang tinggi itu terbentuknya melalui kisah asal usul yang maha pelik. Asal usul gunung merapi ini terjadi pada masa dimana pulau Jawa masih berupa hutan belantara dan belum berpenghuni. Kisahnya sebagai berikut: Pada suatu masa, saat dimana Pulau Jawa masih berupa hutan belantara, hanya dihuni binatang buas dan golongan lelembut, para dewa di kahyangan tengah bingung memikirkan bagaimana cara membuat pulau ini menjadi seimbang. Pulau ini pada saat itu lebih condong ke arah barat, karena di barat ada banyak gunung yang menambah beban pulau ini.

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/asal-usul-gunung-merapi-mitos-dan.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

About

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Popular Posts

Blog Archive